SISTEM PERKULIAHAN
Demi peningkatan kualitas pembelajaran dan penalaran ilmiah mahasiswa, sistem perkuliahan didasarkan pada prinsip “pendidikan merupakan proses liberasi bagi peserta didik,” bukan pada prinsip “pendidikan sebagai proses indoktrinasi terhadap peserta didik.” Dalam konsep “pendidikan sebagai proses liberasi,” sistem perkuliahan (terutama yang berjenis tatap muka) lebih ditekankan pada upaya peningkatan kualitas self-absroption and self-exploration (daya-serap dan daya-eksplorasi diri) terhadap ilmu pengetahuan bagi setiap mahasiswa. Pola-pola perkuliahan reseptif (dosen berceramah atau mendiktekan materi, sementara mahasiswa sekedar mendengarkan dan mencatat) diperkecil kadar dan intensitasnya. Sebaliknya, pola perkuliahan dialogik (baik dosen maupun mahasiswa sama-sama aktif di dalam proses pembelajaran, melalui tanya-jawab dan diskusi kelas, baik formal maupun non-formal, baik di dalam maupun di luar kelas) diperbesar kadar dan intensitasnya. Pemberian tugas membaca dan mengulas buku (book-review) dan penulisan makalah untuk kemudian disajikan dalam diskusi kelas yang terprogram sangat diharapkan untuk dilaksanakan pada masing-masing mata kuliah, paling tidak satu kali dalam semester yang berjalan.
